Tauhid berarti mengesakan Allah. Ilmu Tauhid berarti ilmu yang mempelajari tentang Keesaan Allah. Esa dalam arti yang sebenarnya. Yaitu Allah adalah tuhan yang satu, Tunggal dan Maha Tunggal. Kajian Tauhid adalah suatu proses pembelajaran untuk menumbuhkan kembangkan
Pengakuan tauhid bahwa Allah itu Maha Esa adalah pengakuan yang bersumber dari hati. Hati melahirkan keyakinan, diucapkan dengan lidah berupa janji pengakuan bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa serta dibuktikan dengan seluruh perbuatan dalam bentuk pelaksanaan ibadah dan kewajiban lainnya serta penghentian larangan yang sudah perintahkan.
Keyakinan tauhid, bahwa Allah bersifat Wahdaniah yang berati Allah Maha Esa. Esa dalam segala hal, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan yang meliputi Esa ZatNya. Esa SifatNya dan Esa PerbuatanNya:
1. Allah Maha Esa ZatNya
Maha Esa Zat Allah berati Zat Allah tidak terdiri darai molekul – molekul, Zat Allah tidak terdiri dari sel – sel. Tidak terdiri dari proton dan neutron karena semua hal tersebut merupakan hasil dari penciptaan Allah
2. Allah Maha Esa SifatNya
Maha Esa Sifat Allah berati Allah memilki sifat – sifat yang maha sempurna. Sifat yang melekat dan mengikuti zat Allah tidak dimiiki oleh makhluknya
3. Allah Maha Esa PerbuatanNya
Maha Esa Perbuatan Allah berarti perbuatan Allah tidak bisa ditiru oleh makhluknya. Mencipta adalah hak Allah. Allah mencipta dengan sifat Iradat atau kehendakNya.
Belajar dan mempelajari ilmu tauhid hukumnnya wajib. Wajib bagi setiap manusia atau fardhu ain, karena tauhid adalah landasan utama bagi manusia untuk berkomunikasi dengan Allah Sang Maha Pencipta. Sehingga pemahaman tauhid yang salah akan membawa manusia kepada pengingkaran terhadap Keesaan Allah.
Tauhid yang benar adalah tauhid yang mengikuti tata aturan dan pemahaman yang bersumber dari ilmu Allah yang telah diwahyukan kepada manusia yaitu Al-Quran dan Hadist nabi besar Muhammad SAW. Setiap keyakinan tauhid yang bertolak belakang atau berlawanan dengan pemahaman Al-Quran dan Hadist adalah tauhid yang salah dan sesat serta wajib untuk ditolak. Tauhid yang sesat itu akan menyesatkan manusia dari jalan menuju Allah serta akan menghancurkan manusia dunia dan Akhirat
Pengertian Tauhid
Dari segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu esa’. Dari segi syari’ tauhid ialah ‘mengesakan Allah didalam perkara-perkara yang Allah sendiri tetapkan melalui Nabi-Nabi Nya yaitu dari segi Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ Was Sifat’.
Pensyariatan Tauhid
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Az Zariyat 51:56)
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (QS Al Baqarah 2:21)
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut … (QS An Nahl 16:36)
Tauhid Sebagai Kewajiban Terbesar
Tauhid merupakan materi dakwah pertama para Rasul.
Tauhid merupakan terminal pertama dan langkah terawal bagi mereka-mereka yang ingin menempuh jalan kepada Allah.
Apabila tauhid wujud dalam diri seseorang secara sempurna, maka tauhid akan mencegah seseorang itu masuk neraka.
Nabi saw bersabda:
Tidak seorangpun bersaksi bahawa tidak ada ilah yang haq selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan Rasul Nya benar-benar dari hatinya kecuali Allah akan mengharamkan atasnya neraka. (Hadis Riwayat Bukhari)
Apabila tauhid ada dalam diri seseorang (walaupun seberat biji sawipun), ia akan mencegah dari kekal di neraka selamanya.
Kedudukan ilmu tauhid
Islam agama yang mempunyai kedudukan sangat tinggi dan tidak ada agama lain yang melebihinya dan hanya Agama islam yang diterima di sisi Allah.
Selama kurang lebih 23 Tahun Rasulullah saw menyiarkan Agama Islam dengan dua periode, yakni periode Mekkah dan Madinah. Periode Mekkah agak lama yaitu kurang lebih 13 tahun dan periode Madinah 10 Tahun
Kedudukan Ilmu Tauhid adalah merupakan ilmu yang paling mendasar, dan ilmu-ilmu lainnya adalah merupakan cabangnya.
Sebagian ulama ada yang mengistilahkan bahwa Ilmu Tauhid bagaikan akar dan fekih merupakan batangnya dan tasauf merupakan buahnya.
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah SWT tidak mewajibkan sesuatu yang lebih utama dari Tauhid dan Sholat".
Seorang sahabat pernah bertanya : “ Wahai Rasulullah apakah amalan yang lebih utama ? Jawab Rasulullah saw: “ Ilmu Pengetahuan tentang Allah ! Sahabat itu bertanya pula . Ilmu apa yang Nabi maksudkan ? Jawab Nabi saw : “ Ilmu Pengetahuan tentang Allah subhanahu wata’ala ! Sahabat itu rupanya menyangka Rasulullah salah tangkap, ditegaskan lagi “ Wahai Rasulullah kami bertanya tentang amalan, sedang Rasulullah menjawab tentang ilmu ! Jawab Nabi pula : “ Sesungguhnya sedikit amalan akan berfaedah bila disertai dengan ilmu tentang Allah, dan banyak amalan tidak akan bermanfaat bila disertai dengan kejahilan tentang Allah “.
Oleh karena demikian bagaimanapun banyaknya amal ibadah yang dikerjakan seseorang akan tetapi jika dia tidak mengenal Allah maka akan sia-sia . Seseorang yang berjalan menuju suatu tujuan tetapi dia tidak tahu tempat yang dituju maka tentu akan tersesat. Seseorang yang menyembah Allah hanya mengenal nama saja, maka dia berarti menyembah NAMA belaka., anak yang baru sekolah TK pun kenal dengan nama ALLAH.
Firman Allah :Artinya :….dan Barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (QS. Al-Isra :72 )
Orang yang tidak mengenal Allah diartikan sebagai orang yang buta, sehingga orang yang beribadah tetapi tidak kenal dengan yang disembah berarti palsu dalam peribadatannya.
(Artinya :… karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.( QS. Al-Haj : 46 )
Orang yang tidak mengenal Allah tidak akan lepas dari syirik dalam perbuatannya, dan bahkan dalam beribadah sekalipun akan tetap dalam kesyirikan, padahal Allah melarang sedikitpun perbuatan syirik dalam beribadah kepada-Nya.
Firman Allah :
Artinya : …Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". ( Al-Kahfi : 110 )
Ummat islam masih banyak yang belum mengenal dirinya sendiri ( Jati diri ), mereka menganggap bahwa dirinya hanyalah tubuh badan yang terdiri daripada kulit, daging, tulang, darah dan sebagainya. Yang dimaksudkan dengan diri yang sebenarnya ialah ; diri yang batin, yaitu diri yang datang dan akan kembali kepada Allah SWT.
Ulama Ilmu Ketuhanan atau Ilmu Tauhid berpegang bahwa diri kita ini merupakan tangga untuk mengenal Allah, sesuai dengan hadits Nabi yang mengatakan: : “ MAN ‘ARAFA NAFSAHU PAQAD ARAFA RABBAHU “ :
ِArtinya : “ Barangsiapa mengenal dirinya, niscaya mengenal akan Tuhan-Nya".
Dikalangan ulama tasauf atau ulama ilmu ketuhanan selalu menasihatkan “ carilah diri kamu di dalam diri", maksudnya ialah menyuruh agar kita mencari hakikat diri kita yang sebenarnya terlebih dahulu. Apabila telah menemukan diri kita yang sebenarnya pasti kita akan mengakui hakikat adanya Allah SWT. DAN TIDAKLAH SEMPURNA ISLAM SESEORANG APABILA BELUM MENGENAL ALLAH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar